Jumat, 01 Mei 2009

Viking Menolak Peredaran Film Romeo & Juliet

JAKARTA, TRIBUN - Menjelang pemutaran perdananya di bioskop-bioskop 21 pekan ini, film Romeo & Juliet arahan sutradara Andibachtiar Yusuf justru menuai protes. Tak hanya dari kubu Viking, suporter kesebelasan Persib Bandung, penolakan juga datang dari pendukung kesebelasan Persija, Jakmania.

Heru Joko, Ketua Umum Viking, yang dihubungi di Bandung, Senin (20/4) mengatakan pihaknya telah melayangkan keberatan kepada pihak 21 agar film tersebut tak diedarkan di jaringan bioskop. "Suratnya sudah kami layangkan pekan lalu. Inti isi suratnya menolak film itu diedarkan," katanya.

Heru menilai jika film tersebut tetap diedarkan ia mengkhawatirkan akan memperuncing permusuhan antara Viking dan Jakmania. "Kami jelas keberatan. Kalau isi pesan film itu memang ingin mendamaikan, bukan seperti itu caranya. Itu malah memperuncing keadaan. Buat kami Yusuf harus bertanggung jawab," tegasnya.

Keberatan kubu Viking muncul menyusul keluarnya trailer film yang diproduksi Bogalakon Pictures! itu di sejumlah media. Menurut Heru, film Romeo & Juliet tak hanya mengarah pada persoalan sentimen fanatisme kubu antara kedua suporter, "Tapi sudah meluas ke sentimen budaya. Dan, itu tak bisa kita terima," kata Heru.

Hal tersebut diamini oleh Firman Setiawan, salah satu bobotoh Persib. Menurutnya, adegan dalam salah satu scene dalam cuplikan film yang belakang beredar tersebut, sangat menyinggung masyarakat Sunda.

"Saat adegan di angkot, ada dialog yang terlontar dari kubu Jakmania waktu nimpali ucapan dari anak Viking, 'Enggak ngerti gua bahasa monyet!' Itu jelas sangat menyakitkan. Bahasa Sunda disebut bahasa monyet," katanya.

Menurut Firman, apa yang hendak disampaikan Ucup, begitu Andibachtiar Yusuf disapa, dalam filmnya boleh jadi niatnya baik, tapi caranya salah kalau sampai membawa-bawa masalah budaya.

"Kami menolak permusuhan Viking dan Jakmania dijadikan sentimen budaya. Ini sentimen organisasi. Bukan masalah Sunda dan Betawi," paparnya.

Sementara Ucup, yang dihubungi di tempat berbeda, Senin (20/4), mengaku punya alasan sendiri mengenai apa yang hendak disampaikan dalam filmnya itu. Menurutnya, sejumlah pihak boleh saja menyatakan keberatannya, namun ia sendiri tak berniat menyatakan keberpihakannya kepada pihak manapun. "Gua mau menggambarkan Indonesia seperti itu adanya," ujarnya.

"Film gua itu film drama percintaan biasa. Enggak ada yang istimewa. Di sini juga gua ingin sekaligus mengingatkan bahwa fanatisme itu sebenarnya hal yang bagus, kalau memang disimpan sendiri. Tapi kalau fanatisme itu dibagi, hasilnya justru malah bisa merusak dan menggangu orang lain," sambungnya.

Hal itulah, lanjut Ucup, yang terjadi kepada Viking dan Jakmania. "Viking dan Jakmania keberatan kalau ada pendukung kubu lawan ada di tempat mereka. Buat gua itu sudah menggangu kenyamanan orang. Gua cuma mau maparin hal itu," katanya.

Menanggapi protes tersebut, Ucup hanya meminta semua pihak menyaksikan terlebih dahulu filmnya, ketimbang meributkan hal-hal yang belum jelas. "Kalau cuma melihat trailer yang hanya dua menit, orang enggak bakal dapat pesan apa yang hendak gua sodorkan," katanya.

Romeo & Juliet, film yang dibintangi Sissy Prescillia, Edo Borne dan Alex Komang ini, rencananya akan diputar di jaringan bioskop 21, pada Kamis (23/4) mendatang. Berkisah tentang cinta sejati sepasang kekasih, Rangga dan Desi. Diadaptasi secara bebas dari kisah legendaris karya William Shakespeare. (Kompas.com/EH)

Tidak ada komentar: